Apaitu gereja. Isi kandungan. Definisi ini dapat dilihat di satu pihak, sebagai sekumpulan umat yang datang bersama-sama untuk kepercayaan agama yang sama dan berkumpul untuk merayakan ajaran mereka. Dan di sisi lain, sebagai infrastruktur atau bangunan yang dibuat untuk menguduskan Tuhan dan mendedikasikan ibadah kepadanya.
Anaknyalah Rabbi Marc Schneier yang menjadi partner saya dalam membangun Dialog antara masyarakat Muslim dan Yahudi di Amerika. Contoh di atas hanya satu dari sekian kasus yang ada. Bahwa memang ada pihak-pihak tertentu dengan sengaja mencari cara untuk memburuk-burukkan Indonesia di mata dunia. Terkadang karena kasus tertentu.
Definisihukum internasional yang diberikan oleh pakar-pakar hukum terkenal di masa lalu seperti Opperheim dan Brierly terbatas pada Negara sebagai satu-satunya pelaku hukum internasional dan tidak memasukkan subjek-subjek hukum lainnya.Dengan perkembangan pesat ilmu pengetahuan dan teknologi pada paruh ke-2 abad XX, meningkatnya hubungan,
GerejaKristus Di Indonesia (disingkat GKDI) adalah suatu organisasi gereja Kristen Protestan di Indonesia yang berpusat di Jakarta. "Gereja Kristus Di Indonesia" bergerak dalam aliran "non-denominasi" (yaitu tidak terikat pada denominasi Kristen manapun).. Sejarah "Gereja Kristus Di Indonesia" diawali pada tahun 1990.Total mission team yang dikirim ke Indonesia
ThomasAquinas Ajarkan Harapan di Saat-saat Putus Asa – Jajak pendapat menunjukkan bahwa mayoritas orang Amerika sangat khawatir dengan keadaan demokrasi AS. Satu survei dari Januari 2022 menemukan bahwa 64% orang Amerika percaya bahwa demokrasi AS “dalam krisis dan berisiko gagal.”. Baik Partai Republik maupun Demokrat menegaskan
Masalahbias gender juga terjadi di Gereja Protestan Indonesia di bagian Barat (GPIB). Perempuan pendeta mengalami berbagai kendala untuk menempati jabatan tertinggi di tingkat Mupel dan Sinodal di GPIB. Peluang perempuan pendeta untuk menduduki jabatan tertinggi di tingkat Mupel dan Sinodal di GPIB sangat kecil karena dimarginalisasikan dalam
BerdirinyaGereja GBI Misi Bapa : 27 Juli 2000 Gaya kepemimpinan pak Gembala Timotius Sudarno bijak dan tegas dan tangguh dalam pelayanan Gereja GBI Misi Bapa karena dalam pelayanan hanya mengembalakan hanya satu tempat di Gereja GBI Misi Bapa dalam hal memberi dengan penuh kasih tentang kebutuhan maupun dan persekutuan dalam
Prosessosial yang terus berlanjut dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok. Dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan tentang pengertian indifidu dan masyarakat, struktur pranata dan proses sosial budaya serta mengetahui bahwa masyarakat adalah unsur dari sebuah pemerintahan dan negara. 1.
Apayang diutarakan oleh Christian de Jonge, bahwa pada awalnya Gereja dan Negara saat itu; biarpun merupakan suatu organisasi yang berbeda, namun menyangkut orang-orang yang sama, yakni seluruh masyarakat. Istilah yang digunakan untuk mengambarkan keadaan ini disebut corpus Christianum, artinya tubuh Kristen.
Bagianpertama terdiri atas doa, nyanyian, pembacaan Firman Tuhan dan khotbah, sesudah itu jemaat duduk makan bersama-sama.[5] Apabila melihat bentuk rumah pada masa itu tentulah para jemaat tidak dapat duduk dalam satu ruangan, sudah tentu luar biasa apabila “seluruh jemaat” dapat berkumpul dalam suatu rumah.
Gereja= Kerajaan. Setiap kali kata “gereja” muncul dalam Perjanjian Baru ia berasal dari kata ekklesia. Kata ini tidak seperti kuriakos maupun sunagoge sebab ekklesia tidak pernah mengacu pada bangunan atau tempat menyembah. Kata ini selalu mengacu pada sebuah pertemuan, kumpulan orang atau jemaat.
KoinoniaMempererat persaudaraan 1Yohanes 1:3 Dapat berupa: Ibadah Persekutuan doa Dialog. 17. Aplikasi di Indonesia Gereja tidak hanya mengundang agar orang masuk ke dalam gereja, tetapi juga gereja keluar menghampiri manusia di dunianya Melayani tanpa perbedaan Inspirasi: orang samaria yang baik hati. 18.
1 Mengembangkan Sikap Toleran. Dalam masyarakat multikultural harus dikembangkan sikap toleransi atau sikap saling pengertian dalam menghadapi segala perbedaan dalam nilai dan norma, agama, kebudayaan, ras, suku bangsa, serta adat istiadat agar tercipta integrasi dalam masyarakat. Contohnya toleransi antarumat beragama.
Organisasiorganisasi ini sering dianggap mencakup gereja, serikat pekerja, sekolah, agen perawatan kesehatan, kelompok layanan sosial, persaudaraan, dan klub. Organisasi-organisasi ini seringkali berorientasi pada advokasi, dan mereka menerapkan strategi pengorganisasian komunitas untuk mencapai tujuan mereka.
6 Ikut memeriahkan kegiatan tahunan misalnya Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia. 7. Kerjasama membangun masjid. Contoh kerjasama di lingkungan masyarakat yang satu ini masih sering dilakukan di kampung-kampung atau desa yang mayoritas masyarakatnya masih guyub dan peduli satu sama lain. Kegiatan ini dilakukan jika ada masjid
R6CKK. Oleh Hariman A. Pattianakotta Saya pernah membaca sebuah artikel, kesaksian dari seorang pemimpin perusahaan. Kebetulan orang ini adalah seorang Kristen. Ia juga aktif dalam pelayanan di gereja. Menurutnya, memimpin gereja jauh lebih sulit dari memimpin perusahaan. Apa pasal? Ia mencontohkan. “Kalau di perusahaan, target yang ingin dicapai serba terukur. Perintah seorang atasan jelas kepada bawahannya. Jika performance bawahan tidak sesuai, evaluasi dan ganti! Keputusan yang diambil pun harus cepat, kalau tidak cepat akan ketinggalan. Rejekinya diambil orang.” “Sementara kalau di gereja, yang dikedepankan adalah persekutuannya. Demi persekutuan, yang sudah jelas-jelas salah pun kadang sulit untuk diubah, sebab mekanismenya panjang.” “Belum lagi soal rasa. Kita sering enak gak enak mengambil keputusan tegas. Kalau bersikap terlalu tegas, dianggap kurang pastoral. Sementara katanya gereja adalah persekutuan pastoral. Inilah yang terkadang membuat orang seperti saya tidak efektif dalam pelayanan.” “Kalau di perusahaan, kita mengambil karyawan sesuai dengan standar kita. Harus sarjana dan punya kompetensi tertentu. Sementara di gereja, semua ada. Maaf, dari yang tidak sekolah sampai yang profesor ada di gereja. Bagaimana memimpin secara efektif dengan komposisi seperti ini sangat tidak mudah. Karena itu, menurut saya, memimpin di gereja lebih sulit dari memimpin perusahaan.” Organisasi dan Organisme Apa yang diungkapkan di atas mencerminkan tegangan antara gereja sebagai “organisasi” dan “organisme”. Jika kita membaca bukunya Romo Mangunwidjaya, “Gereja Diaspora”, kedua hal itu dipertahankan untuk selalu berada dalam ketegangan yang kreatif. Betul, gereja adalah koinonia, persekutuan yang saling mengisi dan saling berbagi. Gereja adalah tubuh Kristus. Sebagai tubuh organis, anggota-anggota gereja diikat oleh Roh Kudus, yang membuat kita bisa saling merasa. Menangis dengan yang menangis, tertawa dengan yang berbagia. Sebagai koinonia atau organisme yang hidup, kita diajak untuk peduli, berbagi, menyembuhkan, menguatkan. Karena itu, yang cepat mesti bertenggang rasa dengan yang tidak cepat atau yang lambat. Yang cepat tidak boleh berlari sendirian. Namun, di sisi lain, gereja juga adalah organisasi. Gereja ditata dengan aturan. Gereja dituntun oleh visi dan misi. Gereja juga mesti dibuat menjadi organisasi yang efektif, efisien, dan transformatif. Strategi dan program-programnya mesti terukur dan harus selalu dievaluasi. Demikian juga dengan para pelayannya. Orang-orangnya mesti terbuka untuk dikembangkan dan diperbaharui. Sebab, dunia terus berubah dengan cepat. Karena itu, orang-orang yang memimpin dan melayani gereja harus pula berubah dan berbesar hati untuk dievaluasi serta diperbarui. Dengan demikian, antara organisme dan organisasi tidak perlu dipertentangkan. Gereja adalah persekutuan yang hidup, karena itu gereja juga harus ditata dan terus diperbarui. Hal ini sesuai dengan semboyan Reformasi “Ecclesia reformata semper reformanda” Supaya gereja bisa melakukan reformasi secara baik, gereja mesti belajar dari cara organisasi dunia ditata untuk menjadi semakin efektif, efisien, dan transformatif, tentu tanpa meninggalkan jatidirinya sebagai gereja Yesus Kristus. Artinya, gereja harus serentak menjadi organisasi dan organisme yang hidup. Contoh konkretnya seperti apa? Begini. Gereja sebagai persekutuan harus tetap dijaga. Kasih mesti tetap menjadi pengikat. Nilai-nilai Kerajaan Allah tetap menjadi misi gereja. Serentak dengan itu, gereja harus membuat visi, misi, strategi, dan program yang terukur dalam rangka implementasi misi Allah. Bahkan, gereja melalui para pemimpinnya harus selalu siap dievaluasi, program-programnya harus siap diganti apabila tidak relevan. Dan untuk itu, tidak perlu bertele-tele menunggu satu rapat atau persidangan yang satu ke rapat atau persidangan yang lain. Gereja harus bergerak cepat dan lincah di tengah arus perubahan yang tidak bisa ditahan-tahan oleh siapa pun. Untuk itu, selain harus tetap berpegang pada Firman, gereja juga perlu membuat aturan main yang tidak mengekang perubahan. Mekanisme organisasi dibuat untuk memperlancar roda organisasi. Hal lainnya adalah leadership yang visioner, berani mengambil langkah perubahan meski tidak populer, dan tegas. Yang terpenting adalah apa yang hendak dikerjakan itu adalah sungguh-sungguh untuk kemajuan umat dan masa depan gereja itu sendiri, bukan untuk kepentingan diri pribadi atau kelompok. Yang berlari kencang harus tetap berlari kencang. Yang berlari lambat, diberikan oksigen dan energi tambahan supaya bisa menyusul dengan cepat. Bukannya membuat yang cepat menjadi lambat. Oleh karena itu, sistem ditata, program-program dirancang dan diimplementasikan, supaya yang lambat bisa menjadi lebih cepat. Yang lemah dibuat menjadi kuat. Sinergi dan energi harus diarahkan untuk itu seefektif mungkin. Yang tidak efektif dipotong, sama seperti yang Yesus Kristus sendiri ajarkan. Ranting yang tidak berbuah dipotong, dibersihkan, supaya bisa berbuah, atau minimal tidak menghambat ranting yang lain untuk berbuah lebih lebat. Jika kita bisa memadukan secara kreatif organisasi dan organisme dalam hidup bergereja, maka gereja akan semakin efektif, efisien, dan mampu mentransformasi kehidupannya dan kehidupan masyarakat. Selamat malam dan selamat beristirahat. Tuhan memberkati kita semua. Salam
Pendahuluan Presiden David O. McKay memiliki kasih yang besar kepada Gereja dan kesaksian yang kuat terhadap misinya untuk persiapan bagi penegakan terakhir kerajaan Allah. Ketika melayani dalam Kuorum Dua Belas Rasul, dia mengenang pengalaman berikut “Di atas mimbar di dalam gedung pertemuan, saat saya kecil, dahulu mengikuti kebaktian hari Minggu, di situ terpampang foto besar Presiden John Taylor selama bertahun-tahun, dan di bawahnya, menurut saya terdapat tulisan emas, yang berbunyi Kerajaan Allah atau Tidak Sama Sekali’. Sebagai anak yang masih kecil saya memiliki kesan yang mendalam mengenai ungkapan tersebut pada tahun-tahun sebelum saya memahami arti yang sesungguhnya. Sepertinya saya menyadari sejak itu bahwa tidak ada gereja atau organisasi lainnya yang mendekati kesempurnaan atau memiliki keilahian yang dicirikan oleh Gereja Yesus Kristus. Sebagai anak kecil saya merasakan intuisi ini; semasa remaja, saya benar-benar yakin akan hal itu; dan saat ini saya menyimpannya sebagai keyakinan yang kukuh dalam jiwa saya …. Keilahian Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir terlihat dalam organisasinya juga ajaran-ajarannya. Tubuh Ketuhanan, persaudaraan antara sesama, pelayanan—ketiga asas pembimbing ini … tercermin dalam semua kegiatan Gereja kita.”2 Kepemimpinan Presiden McKay tercermin dari keyakinannya yang kuat. Selama pelayanannya sebagai Presiden, Gereja mengalami pertumbuhan pesat dan kemajuan yang mendunia, dengan keanggotaan yang meningkat dari sekitar satu juta mencapai hampir tiga juta. Menjelaskan peranan Presiden McKay dalam pertumbuhan ini, dua sejarawan mencatat yang berikut “Sejak awal masa kepemimpinan Presiden David O. McKay, Presiden Gereja pertama yang paling banyak bepergian, mengadakan perjalanan misi di Eropa, Amerika Latin, Afrika, dan Pasifik Selatan, menguduskan dua tempat bait suci di Eropa serta mengumumkan bahwa sebuah bait suci akan dibangun di Selandia Baru. Tahun 1955 dia menyatakan bahwa Gereja harus mengerahkan setiap upaya dalam batas-batas logis dan praktis untuk menempatkan, dalam jangkauan para anggota Gereja di misi-misi yang jauh ini, setiap … kesempatan istimewa kerohanian yang telah Gereja tawarkan’ [dalam Conference Report, April 1955, 25]. Membangun bait suci, meningkatkan jumlah misi, mengorganisasi wilayah-wilayah di seluruh dunia, membujuk Orang-orang Suci untuk membangun Sion di negeri mereka sendiri daripada beremigrasi ke Amerika, serta akhirnya menyerahkan kepemimpinan Gereja ke dalam tangan penduduk asli negara yang bersangkutan, semuanya merupakan langkah penting dalam memenuhi tujuan itu.”3 Iman Presiden McKay dalam misi dan tujuan Ilahi Gereja terus bertahan hingga akhir hayatnya. Dalam sebuah ceramah konferensi umum kurang dari satu tahun sebelum dia meninggal, dia mengajarkan, “Allah telah menegakkan Gereja-Nya yang tidak akan pernah dihancurkan atau diberikan kepada umat lain. Dan karena Allah hidup, serta umat-Nya setia kepada-Nya dan kepada satu sama lain, maka kita tidak perlu khawatir mengenai kemenangan oleh kebenaran pada akhirnya.”4 Ajaran-ajaran David O. McKay Misi Gereja adalah mempersiapkan penegakan akhir kerajaan Allah. Misi Gereja adalah mempersiapkan jalan bagi penegakan akhir Kerajaan Allah di bumi. Tujuannya, pertama-tama, mengembangkan dalam diri manusia sifat-sifat seperti Kristus; kedua, mengubah masyarakat sehingga dunia dapat menjadi tempat yang lebih baik dan lebih damai untuk Apakah [penekanan] ajaran Kristus ketika Dia datang di antara manusia? Pernyataan besar pertama adalah pernyataan bahwa kerajaan Allah sudah dekat. “Bertobatlah karena kerajaan Allah sudah dekat” [lihat Markus 115]. Sang pembuka jalan, Yohanes Pembaptis, berkhotbah mengenai hal itu. Dia mengkhotbahkan datangnya Tuhan. Dia memperlihatkan posisi yang akan dipegang Tuhan di dalam kerajaan itu dan Juruselamat memberikan kesaksian mengenai hal itu serta mengkhotbahkan hal yang sama. Apakah kerajaan itu? Itu bukan dongeng semata, tetapi kerajaan yang sesungguhnya; bukan hanya perasaan batiniah, tetapi juga ungkapan lahiriah mengenai kebenaran. Itu adalah pemerintahan Ilahi di antara manusia. Itulah yang dipikirkan Juruselamat, menegakkan pemerintahan Ilahi di antara Istilah [kerajaan Allah] mencakup hukum-hukum Ilahi di dalam hati dan kehendak manusia serta dalam masyarakat. Manusia mengakui kekuatan dan wewenang yang lebih besar dari dirinya. “Itu bukan hukum yang sewenang-wenang dari Tuhan yang kejam, tetapi itu berdasarkan pada sikap manusia yang tunduk terhadap kehendak Allah.” Pada suatu kesempatan Yesus berkata, “Kerajaan Allah ada di antara kamu” [Lukas 1721]. Itu benar, karena di dalam hati manusialah keanggotaan dalam kerajaan duniawi itu memiliki dasarnya …. Hanya sekelompok orang yang memandang ke surga dengan satu hati untuk memohon bimbingan itulah yang akhirnya dapat mengubah masyarakat manusia. Kerajaan Allah juga berarti persaudaraan antarsesama secara universal karena semua orang mengakui Allah sebagai Penguasa Tunggal dan menghargai niat untuk mematuhi kehendak Di dunia ada orang-orang yang mengatakan bahwa kecemburuan, kebencian, [dan] sifat mementingkan diri di dalam hati manusia akan selalu menghambat penegakan masyarakat ideal yang dikenal sebagai Kerajaan Allah. Terlepas dari apa yang dikatakan oleh orang-orang yang pesimis dan penyindir, misi Gereja Kristus adalah menyingkirkan dosa serta kejahatan dari hati manusia, dan karenanya mengubah masyarakat agar kedamaian serta kebaikan dapat dijalankan di bumi Kuorum-kuorum imamat dan organisasi-organisasi pelengkap dirancang untuk membantu memenuhi misi Gereja. Pikirkanlah tentang imamat Gereja. Bayangkan di dalamnya terdapat para pria dan anak-anak lelaki yang diorganisasi dalam kelompok-kelompok atau bagian-bagian kerja, dari ayah yang berusia sembilan puluh tahun hingga anak lelaki berusia dua belas tahun. Dalam kelompok ini Anda menemukan semua teladan yang dicari oleh masyarakat manusia dalam kelompok-kelompok sosial serta masyarakat. Dalam kelompok-kelompok kuorum ini terdapat kesempatan untuk mengadakan penemanan, memiliki persaudaraan, dan melakukan pelayanan yang terorganisasi … Mereka yang aktif bekerja dengan cara yang teroganisasi untuk kebaikan satu sama lain, kesejahteraan pribadi keanggotaan dan kebaikan masyarakat secara keseluruhan. Jika kita beranggapan tidak ada yang lain selain kuorum-kuorum, bukankah adalah suatu gambaran yang meneguhkan, saat para pria dan anak-anak lelaki mungkin berkumpul, berasosiasi, bersekutu dalam pelayanan untuk kemanusiaan, jika setiap orang menganggap sesamanya saudara? Dalam kuorum dokter duduk berdampingan dengan tukang kayu, masing-masing tertarik dengan aspirasi yang paling memuliakan—peribadatan kepada Allah dan pelayanan yang bermanfaat bagi kemanusiaan!9 Tanggung jawab Lembaga Pertolongan adalah membantu imamat dalam menegakkan kerajaan Allah, dalam meringankan penderitaan dan memberi bantuan kepada yang miskin, dan dalam banyak cara memberi sumbangan untuk perdamaian serta kebahagiaan dunia …. Salah satu janji paling menggembirakan yang diberikan kepada manusia yang mengasihi pelayanan adalah janji yang dibuat oleh Juruselamat dalam kata-kata ini, “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” Matius 2540 …. Saya tumbuh menjadi dewasa sebelum saya menyadari pentingnya pelayanan yang diberikan oleh para sister di dalam Gereja Gereja, dalam mengenali potensi pengaruh-pengaruh lain selain rumah tangga dalam mengembangkan kehidupan anak-anak sebelum dia bertanggung jawab bagi dirinya sendiri, menawarkan lingkungan keagamaan hampir sejak saat kelahirannya. Sekolah Minggu, Pratama [organisasi Remaja Putra dan Remaja Putri] memberi petunjuk-petunjuk yang sesuai, hiburan, serta bimbingan yang tepat dari kecil hingga Orang-orang Suci Zaman Akhir adalah umat sejati yang saling menolong dalam kehidupan yang produktif, kehidupan yang cenderung mengarah pada keselamatan umat manusia. Melalui keselamatan itu, maksud saya bukan hanya suatu tempat di masa datang dimana semua kecemasan serta kekhawatiran kita mungkin sirna, tetapi keselamatan yang berlaku bagi individu, keluarga dan masyarakat di sini dewasa ini. Melalui Injil Yesus Kristus, dan organisasi Gereja yang sempurna sebagaimana diwahyukan pada masa kelegaan ini kepada Nabi Joseph Smith, kita sedang membantu satu sama lain secara rohani dengan cara mengambil manfaat dari banyak kesempatan untuk pelayanan di dalam Gereja. Kita sedang meningkatkan persaudaraan melalui kegiatan dan hubungan dalam kuorum-kuorum imamat, dalam perkumpulan organisasi pelengkap serta dalam perkumpulan masyarakat sosial Ketika Gereja memenuhi misinya, hal itu memberkati dan menyempurnakan individu-individu. Bagi para anggota Gereja Yesus Kristus dari Orang-orang Suci Zaman Akhir, nilai individu memiliki arti khusus. Kuorum-kuorum, organisasi-organisasi pelengkap, lingkungan-lingkungan, wilayah-wilayah, bahkan Gereja itu sendiri semuanya diorganisasi untuk kesejahteraan manusia lebih lanjut. Semua itu hanyalah sarana menuju suatu akhir, dan akhir itu adalah kebahagiaan serta kesejahteraan kekal setiap anak Allah. Oleh karena itu saya memohon kepada seluruh anggota Gereja, terutama kepada para presiden kuorum dan pejabat semua organisasi pelengkap, untuk menggalang upaya persatuan untuk menjadikan kehidupan manusia lebih Tidak hanya naluri yang ada di dalam diri manusia, tetapi juga keilahian yang berusaha mendorongnya maju dan berkembang. Rasa itu sifatnya universal, dan pada suatu saat dalam kehidupannya setiap orang berkeinginan untuk memperolehnya. Berkaitan dengan dorongan rohani ini ada tiga kebutuhan besar yang tetap tidak berubah sepanjang abad 1 Setiap orang yang normal ingin mengetahui sesuatu tentang Allah. Seperti apa Dia? Apakah Dia tertarik dengan keluarga manusia, atau apakah Dia mengabaikan semuanya? 2 Apakah kehidupan terbaik yang harus dijalani dalam dunia ini untuk memperoleh keberhasilan dan kebahagiaan tertinggi? 3 Apakah hal yang tidak dapat dielakkan yang disebut kematian itu? Apakah yang ada di balik itu? Jika Anda menginginkan jawaban atas kerinduan jiwa manusia ini, Anda harus datang ke Gereja untuk memperoleh jawaban itu. Satu-satunya agama yang benar yang dapat memuaskan keinginan jiwa Mengapa kita mengadakan pertemuan konferensi dan pertemuan lainnya di Gereja? Itu diadakan untuk kebaikan individu—untuk putra Anda dan putra saya, putri Anda dan putri saya. Tuhan telah berfirman, “… seandainya engkau harus bekerja sepanjang hidupmu menyerukan pertobatan kepada rakyat ini, dan membawa meskipun hanya satu jiwa kepada-Ku, betapa besar jadinya kesukaanmu bersamanya di dalam kerajaan Bapa-Ku!” [A&P 1815] …. Tujuan … organisasi Gereja yang besar ini, yang sedemikian lengkap dan sempurna, adalah untuk memberkati Gereja ini didirikan melalui satu-satunya cara Gereja Kristus dapat didirikan, yaitu dengan wewenang langsung dari Allah. Oleh karena itu Gereja ini didirikan untuk mengundang seluruh dunia datang ke dalam Gereja yang diakui oleh Allah sendiri, yang menawarkan setiap manfaat sehingga pikiran, emosi, serta hasrat manusia dapat berpikir dalam memenuhi misi tunggalnya di bumi ini. “Itu merupakan gelombang pengaruh langsung yang bersifat pribadi, yang secara khusus ditujukan untuk menyentuh dan mengubah semua manusia, sehingga mereka seperti Yesus akan menjadi seperti Allah.” “Mormonisme,” sebagai ke-Kristenan yang sejati, “mengatasi sifat mementingkan diri, mengendalikan nafsu, menahan selera, mempercepat kecerdasan, meningkatkan kasih sayang. Mormonisme menumbuhkan kerajinan, kejujuran, kebenaran, kemurnian, kebaikan. Mormonisme merendahkan hati yang sombong, mengangkat yang rendah, menjunjung tinggi hukum, menyokong kebebasan, itu penting untuk hal ini, dan akan mempersatukan manusia dalam persaudaraan besar.”16 Ketika Gereja memenuhi misinya, itu memberi sumbangan bagi kesejahteraan kemanusiaan. Banyak warga masyarakat merasa terganggu dengan meningkatnya kejahatan, tingginya tingkat perceraian dan anak-anak yang lahir di luar pernikahan, meningkatnya penderita penyakit kelamin, skandal di kantor-kantor besar, serta gejala-gejala ketidakjujuran perorangan dan masyarakat umum. Adakah kerusakan moral? Adakah penyebab kekhawatiran itu? Dunia ini adalah mengenai diri kita, dan statistik yang kita baca sungguh menakutkan, dan itu merupakan suatu peringatan penting …. Misi Gereja adalah mengurangi dan, jika mungkin, menghapuskan kejahatan tersebut dari dunia. Sudah terbukti bahwa kita memerlukan sebuah kekuatan yang mempersatukan untuk menghapuskan kejahatan tersebut. Kekuatan yang mempersatukan seperti itu, kekuatan yang ideal itu adalah Injil Yesus Kristus, yang dipulihkan melalui Nabi Joseph Smith. Injil tersebut menjelaskan kehidupan manusia serta tujuan-tujuannya dan di dalamnya terdapat unsur-unsur penyelamatan yang penting, cita-cita yang mulia, serta peneguhan rohani yang dirindukan hati manusia. Pria dan wanita yang berpikiran sehat dan teguh di mana pun berada ingin menghapuskan unsur-unsur kejahatan dari masyarakat kita yang secara terus-menerus menghancurkan masyarakat—masalah minuman keras dengan kemabukan, kecanduan narkoba dengan semua kejahatan yang menyertainya, kebejatan moral, kemiskinan, dan lain-lain. Gereja sedang berusaha menjadikan lingkungan rumah tangga serta masyarakat menjadi lebih baik dan lebih Marilah kita di sini dan sekarang ini mengungkapkan rasa syukur kepada Gereja Yesus Kritus dengan kuorum-kuorum serta organisasi-organisasi pelengkapnya yang khusus diorganisasi untuk memerangi kejahatan tersebut. Gereja ini didirikan melalui wahyu Ilahi dari Allah Bapa dan Putra-Nya Yesus Kristus. Misinya yang mulia adalah mengkhotbahkan kebenaran Injil yang dipulihkan; meneguhkan masyarakat sehingga umat manusia dapat berbaur secara harmonis satu sama lain; menciptakan lingkungan yang sehat dalam masyarakat kita, yaitu tempat anak-anak kita dapat menemukan kekuatan untuk menahan godaan dan semangat untuk berusaha memperoleh prestasi pendidikan serta Gereja, yang didirikan melalui ilham Ilahi kepada remaja yang tidak berpendidikan, menawarkan kepada dunia pemecahan bagi masalah-masalah sosialnya. Ujian pada abad pertama itu telah berhasil dilaluinya. Di tengah-tengah konsep manusia yang cemerlang di abad kedua puluh ini, yang dengan seksama mencari kemajuan sosial dan yang memandang buta pada masa depan untuk membaca nasib manusia, Gereja bersinar terang seperti matahari di cakrawala, karena di sekitarnya terdapat satelit-satelit yang tidak begitu berarti. Sesungguhnya Gereja adalah pencipta dan pelindung bagi nilai-nilai tertinggi manusia. Tugas sejatinya, adalah penebusan umat manusia kita di dunia. “Gereja adalah terang kebenaran yang memancar ke seluruh penjuru dunia, dan terang ini tidak dapat gagal untuk menunjukkan kepada manusia, cepat atau lambat, cita-cita Ilahi melalui mana manusia harus hidup.”19 Gereja, dengan organisasi lengkapnya, memberikan pelayanan dan ilham kepada semua orang …. Selain mengeluarkan manusia dari dunia, Gereja berusaha meningkatkan manusia ke arah kesempurnaan serta seperti Allah di tengah-tengah masyarakat, dan melalui mereka untuk mengatasi masalah-masalah Saran Belajar dan Pembahasan Berdasarkan pada ajaran-ajaran Presiden McKay, bagaimanakah Anda akan menjelaskan tujuan Gereja? lihat hlm. 26–28. Mengapa kita mengadakan pertemuan-pertemuan dan konferensi-konferensi Gereja? lihat hlm. 29–31. Bagaimanakah Gereja menolong mempersiapkan untuk pembangunan kerajaan Allah? lihat hlm. 26–31. Dengan cara-cara apakah Gereja serupa atau menunjukkan kerajaan Allah yang akan ditegakkan? lihat hlm. 26–28. Apakah yang disediakan Gereja yang akan menuntun para anggota yang setia menuju kehidupan kekal? lihat hlm. 26–31. Bagaimanakah Anda telah melihat organisasi Gereja, dengan kuorum-kuorum serta organisasi-organisasi pelengkapnya, menolong menyempurnakan individu-individu? lihat juga Efesus 411–13. Apakah beberapa masalah yang sedang dihadapi masyarakat zaman sekarang? lihat hlm. 31. Dengan cara-cara apakah menerapkan asas-asas Injil dapat menolong mengatasi masalah-masalah tersebut? lihat hlm. 31–33. Dengan cara-cara apakah keanggotaan di Gereja telah memberkati kehidupan Anda? Apakah yang dapat Anda atau keluarga Anda lakukan untuk mendapatkan manfaat sepenuhnya dari yang ditawarkan Gereja? Apakah yang dapat kita lakukan untuk menolong Gereja melaksanakan tanggung jawab-tanggung jawabnya di zaman akhir ini? Tulisan Suci Terkait Efesus 219–22; 411–15; Moroni 64–9; A&P 1067–69; 651–6
Persamaan dan perbedaan gereja dengan institusi sosial lainnya. Gereja itu sendiri memiliki arti sebagai suatu perkumpulan orang yang adalah Tuhan Yesus, dan karena itu gereja juga disebut-untuk menyebutnya sebagai anggota tubuh Kristus. Karenanya, Gereja bukanlah sekadar sebuah bangunan melainkan merujuk pada penemanan yang setia. Sementara itu, lembaga sosial adalah lembaga yang mengatur tata cara atau prosedur yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dan bertujuan untuk menciptakan keteraturan dalam masyarakat untuk kondisi yang lebih baik atau suasana kehidupan. Aturan atau prosedur yang harus diikuti oleh anggota Dewan itu sendiri pada dasarnya ditujukan untuk mencapai tujuan yang sama juga. Beberapa contoh lembaga sosial adalah keluarga, sekolah, dan berbagai organisasi dalam masyarakat seperti PKK dan Coral taruna. Sampai saat ini masih banyak orang yang berasumsi bahwa setelah tujuan reformasi gereja tercapai maka Gereja adalah sama dengan lembaga sosial. Meskipun gereja juga memiliki fungsi sosial tetapi gereja sebenarnya bukan lembaga sosial. Untuk mempelajari dan memahami lebih lanjut tentang perbedaan antara gereja dan lembaga sosial, di sini saya berbagi beberapa perbedaan yang dapat Anda baca dan pelajari. 1. Gereja adalah rohani Tidak seperti lembaga sosial sekuler, Gereja lebih spiritual. Sifat spiritual di sini berarti bahwa gereja selalu berusaha untuk mencukupi kebutuhan spiritual rakyat. Kebutuhan ini akan dibuat dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh para administrator gereja seperti berdoa bersama, menyembah, retret, meditasi, outbound, dan berbagai kegiatan lainnya. Hal ini secara tidak langsung akan membantu iman orang berkembang dengan kondisi psikis atau mental yang lebih baik. Mungkin agak sulit untuk memahami apa kebutuhan spiritual adalah, jadi mari saya menjelaskannya sedikit lebih. Setiap orang akan memiliki dua jenis kebutuhan, yang merupakan kebutuhan duniawi dari ikatan mereka dengan hasrat daging dan kebutuhan rohani yang berkaitan erat dengan hasrat Roh. Jika Anda melewatkan suasana damai, merasakan kasih baik tetangga Anda dan Allah saja, itu adalah kebutuhan rohani Anda. Dan kebutuhan ini adalah apa yang gereja berusaha untuk memenuhi. Ukuran pertumbuhan rohani yang dapat Anda lihat dan rasakan bagi diri Anda sendiri. Ketika Anda telah menerapkan lebih dan lebih, Firman Allah yang muncul dalam Alkitab berarti bahwa iman Anda telah mulai tumbuh. Hilangnya kecemasan, keraguan, rasa takut, dan selalu menyertakan Tuhan dalam semua perjalanan kehidupan Anda juga dapat menjadi salah satu tanda dari pertumbuhan iman Anda. Sebagai seorang pria yang hidup di era yang sudah maju, pemenuhan kebutuhan rohani akan sangat diperlukan. Karena, hanya dengan menjadi kaya tidak menjamin kepuasan batin atau kebahagiaan diri sendiri. 2. gereja tidak memaksa Gereja dan lembaga sosial perbedaan berikutnya adalah bahwa gereja tidak memaksa. Dalam lembaga sosial, ada banyak aturan yang bertujuan untuk mengatur kehidupan manusia untuk lebih baik dan memaksa alam. Hanya mengambil contoh dari aturan di sekolah. Secara tidak langsung, Anda akan dipaksa untuk mengikuti aturan dalam rangka untuk menjaga ketertiban di sekolah. Hal ini ditemukan untuk menjadi berbeda dengan gereja. Gereja mengajarkan kita untuk mengikuti dan mematuhi perintah Allah dan semua hukumnya, terutama hukum kasih. Karena kasih Allah yang besar dalam manusia, manusia memiliki kehendak bebas yang membuat orang istimewa dan berbeda dari makhluk lain dari Allah. Dengan kehendak bebas ini, manusia dapat memilih untuk melakukan segala sesuatu, termasuk apakah mereka ingin mengkompensasi Allah dan mengikuti semua ajaran-ajarannya atau tidak. Gereja di sini tidak pernah memaksa dan tugas gereja hanya untuk membantu meningkatkan kesadaran orang untuk tetap bersyukur atas semua belas kasihan yang telah diterima dari Tuhan Allah sendiri. Dan itu terkait erat dengan prinsip pengajaran sosial gereja sebagai fundamental bagi pikiran bahwa kita harus mengasihi dan saling membantu tanpa pamrih. 3. tidak memenuhi kebutuhan hidup Karena pengakuan pluralisme Kekristenan oleh gereja, hal ini membuat gereja lebih terbuka terhadap keadaan di sekitarnya. Meskipun gereja juga peduli tentang keadaan masyarakat dan masyarakat sekitar dengan membuat berbagai sumbangan dan bantuan kemanusiaan lainnya, tetapi tujuan utama dari Gereja adalah untuk tidak memenuhi kebutuhan fisik kehidupan. Insitution sosial masih terbagi menjadi beberapa lembaga yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Misalnya ada lembaga pendidikan, politik, agama, dan sebagainya. Keberadaan semua lembaga bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia di berbagai bidang atau sisi hidupnya. 4. sanksi hukum Sanksi hukum juga telah menjadi perbedaan antara gereja dan lembaga sosial berikutnya. Dalam gereja, hukum yang diajarkan adalah hukum Allah yang bertujuan untuk membuat kehidupan manusia lebih baik dan lebih untuk membawa orang lebih dekat kepada Allah dan bersama-sama dengan Allah di masa depan. Seperti yang kita lihat dan rasakan, ketika kita menentang hukum, kita adalah sama dengan melakukan dosa. Dan, sanksi dosa atau umumnya dikenal sebagai konsekuensi dari dosa menurut Alkitab akan kita rasakan setelah kematian. Hal ini tentu saja berbeda dari lembaga sosial. Di lembaga sosial, semua aturan dilanggar akan mendapatkan sanksi hukum secara langsung. Ambil contoh ketika Anda berada di sekolah dan Anda terlambat untuk memasuki kelas atau lupa untuk mengumpulkan tugas. Anda akan mendapatkan poin pelanggaran langsung sebagai hukuman atas perbuatan Anda. Karena ada kesaksian hukum yang jelas yang dapat langsung dirasakan oleh pelanggan, banyak orang akan mencoba mematuhi aturan. 5. bersifat universal Selain lembaga sosial setempat, Gereja memiliki sifat Universal. Ini karena gereja di seluruh dunia menjunjung nilai yang sama dengan nilai yang berasal dari Tuhan Allah melalui Yesus Kristus yang tercantum dalam Alkitab. Universal juga memiliki arti bahwa gereja terbuka untuk semua orang dari berbagai kalangan, dan itu pasti akan berbeda ketika kita ingin membandingkan dengan institusi sosial. Di lembaga sosial, ambil contoh sebagai sekolah, kita dapat melihat bahwa nilai-nilaan pembelajaran yang diadakan di sekolah dari satu negara ke yang lain tentu akan berbeda. Sebagai contoh, di Indonesia, sistem pembelajaran kami akan berusaha untuk membentuk kita sebagai orang yang lebih disiplin dan terampil dalam melakukan tugas yang diberikan. Adapun negara bagian Findlandia, proses pembelajaran akan mencoba untuk disesuaikan dan dimaksimalkan sebaik mungkin agar para siswa tidak perlu membawa PR dan memiliki lebih banyak waktu bersama dengan keluarga mereka. Di tingkat sekolah dasar, mulai dari TK-SMA juga akan dibatasi oleh aturan usia. Jadi, jika Anda melewati batas usia tertentu maka Anda tidak bisa mendapatkan pendidikan pada tingkat tertentu dari pelatihan. Tentunya ini akan berbeda, bukan? Gereja akan menerima siapapun Anda latar belakang Anda. 6. . Bentuk peraturan Perbedaan dalam gereja dan institusi sosial dapat dilihat dari bentuk regulasi atau norma yang mencoba untuk diterapkan. Intinya, norma yang ingin diterapkan Gereja adalah fundamental dan mendasar tetapi dalam prakteknya dalam kehidupan sehari-hari, sulit untuk dilakukan juga. Ambil contoh, kita dilarang untuk berbohong tetapi dalam prakteknya kita sangat sering berbohong. Hal ini berbeda dengan bentuk regulasi yang ditetapkan di institusi sosial. Mungkin ada beberapa aturan seperti, Anda berkewajiban untuk tiba tepat waktu, menggunakan atribut lengkap, dan sebagainya yang sebenarnya cukup rumit untuk dilakukan terutama bagi mereka yang baru saja bergabung ke dalam lembaga sosial tertentu. Namun, dalam prakteknya meskipun kita sering melanggar beberapa aturan di lembaga sosial kita masih akan berusaha untuk tidak melanggar aturan yang ada. Dan pada kenyataannya, jumlah pelanggaran yang kita lakukan jauh lebih rendah daripada jumlah kepatuhan kita terhadap peraturan yang berlaku. Meskipun tidak dapat disbantahkan bahwa gereja juga memiliki fungsi yang bisa dibilang sama dengan lembaga sosial, tetapi masih keduanya adalah hal yang berbeda. Kegiatan Gereja seperti memberikan donasi kepada rakyat dan ikut serta dalam donasi kepada masyarakat bencana alam adalah beberapa contoh peran Gereja sebagai lembaga sosial. Beberapa hal yang sama antara gereja dan lembaga sosial seperti struktur keanggotaan, terbuka untuk masyarakat, memiliki visi dan misi, dan memiliki anggaran. Jadi itu beberapa gereja yang berbeda dan lembaga sosial yang saya dapat berbagi dengan Anda. Mudah-mudahan dengan informasi kecil ini yang dapat saya berikan kepada Anda, Anda dapat lebih memahami perbedaan dari gereja dengan institusi sosial dan juga dapat membantu untuk menambah wawasan Anda ke dalam gereja dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal itu. Terima kasih telah meluangkan waktu Anda untuk membaca artikel kami, mudah-mudahan artikel yang kami sajikan dapat membantu Anda mengembangkan iman Anda. Tuhan Yesus memberkati.
15 Kegiatan praksis dari teologi sosial sudah dilaksanakan tidak hanya dalam kehidupan jemaat pertama tetapi sebelum penyaliban Yesus. Teologi sosial ini telah dikembangkan pada saat Yesus mengembara bersama para murid-Nya. Berdasarkan hal ini, praksis teologi sosial kemudian terus dikembangkan secara teratur dan sistematis oleh gereja, sehingga hal itu dirangkum dalam tri tugas gereja yakni marturia bersaksi, koinonia bersekutu, dan diakonia melayani. 4 Tetapi praksis teologi sosial ini biasanya hanya menyentuh pelayanan manusia terhadap sesamanya manusia. Semua arah pelayanan gereja hanya ditujukan kepada sesama manusia antroposentris dan Allah teosentris. Karena itu satu kesadaran baru telah muncul dan berkembang pesat dalam cakrawala berpikir manusia, yakni bahwa lingkungan hidup atau ekologi dan alam ciptaan merupakan bagian yang utuh dalam risalah-risalah teologis, pemahaman dan penghayatan kerohanian umat manusia 5 sehingga gereja sebagai salah satu lembaga sosial dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Gereja sebagai Lembaga Sosial Gereja adalah persekutuan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Gereja memiliki lima model dalam melaksanakan tugas panggilannya. Dua dari lima itu adalah gereja dilihat sebagai institusi dan gereja sebagai pewarta. Gereja sebagai institusi merupakan pemahaman bahwa gereja dipandang sebagai suatu masyarakat yang cenderung untuk mengutamakan struktur kepemimpinan sebagai elemen formal dalam masyarakat. Pada dasarnya, pandangan ini mau menekankan aspek gereja sebagai sebuah lembaga yang di dalamnya ada struktur organisasi yang jelas dalam pembagian tugas dan kewajiban. Tugas dan tanggung jawab itu adalah untuk 4 Eka Darmaputera via Soegeng Hardiyanto, Pergumulan dalam pengharapan Teologi Sosial dan Gerakan Keesaan. BPK Gunung Mulia. 1999Jakarta, 132. 5 Amatus Woi, Menyapa Bumi, Menyembah Hyang Ilahi Tinjauan Teologis atas Lingkungan Hidup. Kanisius. 2008Yogyakarta, 13. 16 mengajar, menguduskan dan memimpin. Ketiga fungsi ini, merupakan pengarah bagi gereja khususnya orang-orang yang mendapatkan jabatan gerejawi untuk melakukan tugas itu dalam rangka mewujudkan kasih Tuhan di tengah-tengah kehidupan gereja. Penekanan penting dalam menjalankan tugas itu adalah melayani yakni menyalurkan ajaran dan rahmat Kristus sendiri. 6 Karena itulah, maka penting juga untuk melihat model gereja sebagai pewarta. Gereja sebagai pewarta menekankan pada SabdaFirman Tuhan. Menurut model ini, gereja dikumpulkan dan dibentuk oleh Sabda Allah. Misi gereja adalah mewartakan apa yang sudah didengar, diimani dan yang sudah diserahkan kepadanya untuk diwartakan. 7 Dalam tugasnya sebagai pewarta kebenaran, gereja tidak hanya menyentuh dan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan iman saja, tetapi gereja juga memiliki hak dan kewajiban untuk bersuara dengan penuh wewenang atas masalah-masalah sosial, ekonomi dan sebagainya. Sebab bagaimana pun juga, gereja hidup di tengah-tengah masyarakat dengan persoalan sosial yang kompleks. 8 Dengan kenyataan seperti yang telah dijelaskan tersebut maka, ada beberapa alasan mengapa gereja melakukan intervensi terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi, antara lain 9 1 Masalah-masalah sosial pada umumnya tidak dapat dirumuskan semata-mata dari segi teknis kenyataan-kenyataan sosial, ekonomi dan politik. Di dalamnya juga termuat masalah moral dan etika. Karena itu, iman Kristen diharapkan dapat menerangi suara hati dan memungkinkan orang Kristen untuk memenuhi kewajibannya dalam konteks historis tertentu dengan tetap memiliki keterbukaan terhadap yang transenden. 2 Masalah-masalah sosial pada umumnya kerap kali berasal dari kecenderungan manusia untuk mementingkan dirinya atau dalam istilah teologis, keberdosaan manusia. 6 Avery Dulles, Model-model Gereja. Nusa Indah. 1990Yogyakarta, 34-35. 7 Ibid., 73. 8 Ricardo Antoncich, Iman dan Keadilan Ajaran Sosial Gereja dan Praksis Sosial Iman. Kanisius. 1990Semarang, 17. 9 Ibid., 18. 17 Ketidakadilan sosial sebagaimana yang terjadi dalam bentuk jurang kaya-miskin, pemerasan manusia atas sesamanya, pengangguran, kemiskinan, perkosaan hak-hak kaum miskin, dan sebagainya. Ketidakadilan sosial ini juga yang dirasakan oleh lingkungan hidup. Hal ini terbukti dari perilaku manusia yang mengekploitasi lingkungan secara besar-besaran sehingga menimbulkan banyak masalah. Semua perilaku ini merupakan ungkapan dari situasi-situasi keberdosaan manusia. 3 Gereja prihatin terhadap akibat-akibat dari permasalahan sosial itu karena kondisi-kondisi hidup yang tidak layak merupakan kendala bagi keselamatan manusia. 4 Ajaran gereja tentang permasalahan sosial dan tanggapan umat Kristen terhadapnya merupakan bagian dari pandangan hidup Kristen. Namun, meskipun gereja berusaha untuk terlibat dalam melihat masalah-masalah sosial yang terjadi, tetapi bukan berarti bahwa keberadaan gereja menyediakan obat manjur untuk menyembuhkan penyakit atau luka-luka sosial yang ada. Ajaran sosial gereja bukanlah ideologi atau pun analisis sosial ilmiah, meski pun di dalamnya termuat analisis-analisis yang tajam atas masyarakat, negara dan manusia. Tugas gereja sebagai salah satu lembaga sosial adalah untuk memberikan tanggapan iman dan memberikan pengarahan tindakan iman bagi umat Kristiani dalam menghadapi masalah-masalah sosial yang ada, 10 termasuk di dalamnya masalah lingkungan hidup. Karena gereja merupakan bagian integral dari lembaga-lembaga sosial yang ada dan turut ambil bagian dalam tugas itu sehingga gereja memiliki kaitan yang erat dengan lembaga sosial lain dan sangat penting untuk menjalin kerja sama. Bahkan gereja juga perlu belajar dari lembaga sosial lainnya, dalam rangka mewujudkan terang kasih Tuhan ditengah- tengah kehidupan seluruh ciptaan melalui tindakan nyata praksis sebagai proses belajar seumur 10 Ricardo Antoncich, Iman dan Keadilan Ajaran Sosial Gereja dan Praksis Sosial Iman. 19. 18 hidup yang terintegrasi. Bagaimana pun juga, ketika gereja ingin terlibat dalam melihat dan merespon masalah-masalah sosial yang terjadi salah satunya masalah linkungan hidup, gereja sendiri perlu memperhatikan pertimbangan etis dari etika lingkungan, agar hal itu juga dapat memperlengkapi gereja lebih lagi dalam melaksanakan perannya tersebut. Etika Lingkungan
apakah gereja itu sama dengan organisasi lain di masyarakat